Populasi berasal dari
bahasa inggris Population. Yang berarti jumlah penduduk. Oleh
sebagian orang, apabila disebut populasi, orang banyak menhubungkannya
denganmaslah-masalah penduduk. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata
populasi menjadi amat populardan digunakan di berbagai disiplin ilmu. Populasi
dan sampel sering di anggap sama, padahal itu berbeda. Populasi dan sampel
adalah sama-sama objek penelitian. Dalam berbagai penelitian, peneliti
seringkali mengadapi populasi yang begitu banyak dan wilayah yang begitu
luas. Maka seorang peneliti tidak mungkin mengkaji populasi yang begitu banyak
dan luas, maka dalam kontek ini lah penentuan sampel di perlukan[1].
Jika populasi adalah hurup abjat dari A-Z, maka yang menjadi sampel
adalah sebagaian hurup yang kita ambil di antaranya.
Populasi adalah seluruh data ygn menjadi perhatian peneliti dalam ruang lingkup
dan waktu tertentu[2].
Dalam pengertian lain juga menyebutkan populasi adalah seluruh objek
penelitian baik itu berupa manusia, benda, hewan, tumbuhan, dan gejala nilai
tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
dalam suatu penelitian.
B.
Macam-Macam Populasi
Populasi berdasarkan batasan
tertentu bila di lihat dari penentuan sumber data, dapat di bedakan menjadi
dua:
1 Populasi terbatas, yaitu populasai
yang mempunyai batasan kuantitatif yang jelas.
Contoh: 5000 orang guru SMA di
awal tahun 1985, dengan karakteristik masa kerja 2 tahun , lulusan
program S1 dan lain-lain.
1 Populasi tak terbatas, yaitu
populasi yang tidak dapat di tentuk batasannya, sehingga tidak dapat di
nyatakan dalam bentuk jumlah kuantitatif. Contoh: guru di Indonesia. Berarti
jumlahnya harus di hitung semenjak guru pertama ada sampai sekarang dan yang
akan datang. Dalam hal yang demikian tidak dapat di nyatakan dalam bentuk
hitungan. Hanya dapat di gambarkan secara kualitatif dengan karakteristik
yang bersifat umum, yaitu orang-orang dahulu, sekarrang dan yang akan datang.
Populasi seperti ini sering di sebut parameter.
Meskipun
banyak populasi yang anggotanya terbatas jumlahnya seperti jumlah mobil di
Malang, jumlah mahasiswa UIN suska Riau di mana sebenarnya keduanya dapat di
hitung, tapi itu sangat sulit di lakukan maka di anggap tidak terbatas.
Populasi berdasarkan sifatnya
, dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:
1. Populasi yang bersifat homogen, yaitu
populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama. Sehingga tidak perlu
dipersoalankan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan
melihat darah seseorang, maka ia hanya mengambil setetes saja. Tidak perlu
mengambil satu botol darah, hasilnya akan tetap sama.
2. Populasi yang bersifat heterogen,yaitu
populasi yang unsurnya bersifat berbeda atau berpariasi sehingga perlu
ditentukan batasnya. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia
atau gejala kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen[3].
Mengingat
semakin luasnya cangkupan populasi tersebut, maka penentuan suatu populasi
harus jelas batasannya atau ruang lingkup areanya, seperti di lihat dari segi
giografisnya. Misalnya, populasi di suatu provinsi , kabupaten, kota madya atau
tingkat desa dan kelurahan.
Sedangkan
pada subjek penelitian , di batasi pada jenis kelamin(laki-laki, ataupun
perempuan), dalam jumlah umur tertentu, tinggi tertentu atau mungkin etnis
tertentu. Dan bisa juga di liat daru status sosial , sperti kelas tinggi,
rendah, menengah dan sebagainya[4].
Menentukan populasi penelitian tidak selalu mudah, teru tama orang yang baru
meneliti seperti mahasisiwa untuk mencapai gelar SI. Sebagai contoh seorang
peneliti ingin meneliti “Profil gaya kepemimpinan kepala desa ” mungkin muncul
pertanyaan bagai mana menetukan populasinya dan siapa yang jadi populasinya.
Pilihan populasinya tentu saja beragam seperti: seorang peneliti bisa saja
meneliti kepemimpinan kepala desa. Seperti persepsi stap bwahannya, persepsi
masyarakat, persepsi para tokoh masyarakat, persepsi kepala desa sendiri dan
persepsi seluruh sub populasi.
C.
Pengertian Sampel
Sampel dapat
di depenisikan sebagai bagian dari populasi yang oleh peneliti di pandang
mewakili populasi target. Adakalanya peneliti menentukan seluruh populasi
mnjadi sampel penellitian. Berarti dalam kontek ini peneliti brmaksut untuk
melakukan studi terhadap populasi[5].
Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang refresentatif.
Artinya sampel yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi
secara maksimal[6].
Oleh karena itu, sampel dalam suatu penelitian di sebabkan karena dua hal
berikut:
Ø Peneliti mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya
populasi sehingga di teliti dari sebagian populasi saja.
Ø Peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari penelitiannay,
dalam arti mengadakan kesimpulan kepada objek, gejala dan kejadian yang lebih
luas[7].
Dalam penentuan sampel perlu
penentuan sifat dan penyebaran populasi. Berkenaan dengan hal itu, di kenal
dengan beberapa kemungkinan dalam menetapkan sampel dari suatu populasi yaitu
sebagai berikut:
- Sampel Proporsional
Sampel proporsional menunjukan
perbandingan penarikan sampel pada beberapa subpopulasi yang berbeda jumlahnya.
Contoh: penelitian dengan
menggunakan murid SMA negri, sebagai unit sampling terdiri dari 3000 murid SMA
negri dan 1500 murid STM negri. Dengan demikian, perbandingan subpopulasi
adalah 2:1. dari populasi itu akan di ambil 150 murid, 100 dari SMA negri dan
50 dari STM negri.
- Sampel Area
Sampel ini memiliki kesamaan
dengan sampel proporsional. Namun perbedaannya terletak pada subpopulasi
yang ditetapkan berdasarkan daerah penyebaran populasi yang hendak diteliti.
Perbandingan besarnya dari sub populasi menurut daeraha penelitian di jadikan
dasardalam menentukan ukuran setiap subsampelnya. Misalnya, peneliti mengunakan
guru SMP Negeri sebagai unit sampling di lima kabupaten. Setiap kabu pten
memliki sebanyak 500, 400, 300, 200, 100. melihat populasi seperti itu, maka
perbandingannya 5 : 4 : 3 : 2 : 1. jumlah sampel yang akan di ambil adalah 50,
40, 30, 20, 10 orang guru[8].
- Sampel Ganda
Penarikan sampel yang kembar
dimaksutkan menanggulangi kemugkinan sampel minimum yang diharapkan tidak masuk
seluruhnya. Untuk itu, ukuran sampel yang ditetapkan dua kali lebih baik dari
yang ditetapkan. Penentuan sampel sebanyak dua kali lipat itu bertujuan
terutama apbila alat pengumpulan data yang di pergunakan adalah kuisioner atau
angket yang di kirim melelui pos. Karena perbadaan jarak jauhnya wilayah.
- Sampel Majemuk
Sampel majemuk ini merupakan
perluasan dari sampel ganda. Pengambilan sampel dua kali lipat, tapi memiliki
kesamaan dengan unit sampling yang pertama. Dengan pengambilan sampel majemuk
ini jumlah sampel yang telah di tetapkan tidak di ragukan lagi. Teknik ini
dapat dilakukan apabila populaasinya dalam jumlah besar[9].
D. Petunjuk
Untuk Mengambil Sampel
a) Daerah Generalisasi
Yang terpenting adalah
menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagai daerah generalisasi.setelah
itu beru menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Kalau yang
diselidiki hanya satu kelas saja, jangan merembes sampai kekelas yang lainnya.
b) Penegasan Sifta-Siafat Populasi dan
Ketegasan Batas-Batasnya.
Bila populasinya telah di
tetapkan, maka segera di ikuti dengan penegasan tentang sifat-sifat
populasinya. Pengasan ini sangat penting. Maka di tentukan terlebih dahulu luas
dan sifat populasinya, memberikan batasan yang tegas, barulah menentukan
sampelnya.
c) Sumber-Sumber Impormasi Tentang Populasi
Untuk mengetahui lebih jauh
tentang populasi dapat di peroleh melalui bermacam-macam sumber informasi
tentang populasi tersebut. Misalnya: sesus penduduk dan dokumen dokumen yang disusun
oleh instansi dan organisasi. Kepolisisan, pengadilan dll.
d) Menetapkan Besar Kecilnya Sampel
Untuk mengambil berapa
besarnya sampel yang di perlukan untuk sebuah penelitian, memang tidak ada
ketentuan yang pasti. Memang seyokyanya jumlah sampel itu harus banyak dari
pada sediit/kurang.
e) Menetapkan Teknik Sampling
Harus di ketahui bersama bahwa
di dalam sampel ada yang namanaya Biased Sample yaitu sampel yang tidak
refresentatif, atau di sebut juga sampel yang menyeleweng. Pengambilan sampel
yang menyeleweng di sebut Biased Sampling. Misalnya, melakukan
penelitian tentang penghasilan rata-rata orang Indonesia. Hanya di ambil sampel
yang kaya raya saja atau yang miskin saja[10].
Kemudian yang menjadi pertanyaan bagai mana merancang sampel penelitian agar
penelitian memliki bobot refresentatif yang di harabkan. Untuk mencapai bobot
yang di harabkan, maka ada beberapa factor yang harus di perhatikan dan di
pertimbangkandalam menentukan sampel penelitian.
1 Derajat Keseragaman
Populasi. Populasi yang homogen memudahkan penarikan sampel , sampai pada
menentukan besar kecilnya sampel yang di butuhkan. Semakin homogen populasi
maka semakin besar kemungkinan penggunaan sampel dalam jumlah yang kecil. Pada
populasi heterogen, kencenderungan menggunakan sampel besar kemungkinan sulit
di hindari. Krna sampel harus di penuhi oleh wakil-wakil unit populasi. Semakin
komplek dan semakin tingginya drajat keberagaman semakin besar sampel
penelitian.
2 Drajat Kemampuan Peneliti Mengenal Sifat Khusus
Populasi. Selain mengenala drajat keberagaman populasi. Peneliti juga harus
mampu mengenal cirri-ciri khusus populasi yang sedang atau akan di teliti.
3 Presisi (Kesaksamaan) Yang Di Kehendaki Peneliti. Factor
ketiga ini biasanya merupakan kebutuhan yang muncul pada penelitian survai atau
penelitian kuantitatif lainnya. Populasi penelitian sangat besar, sehingga
drajat kemampuan penelitian dalam mengenal sifat-sifat populasi amat rendah.
Oleh karena itu, apabila suatu penelitian menghendaki drajat presisi yang
tinggi, maka merupakan keharusan dari penelitian itu menggunakan sampel dalam
jumlah yang besar, karena drajat presisi menentukan besar kecilnya sampel. Pada
permasalahan ini, presisi juga tergantung pada tenaga, biaya, dan waktu.
4 Penggunaan Teknik Sampling Yang Tepat.
Penggunaan teknik sampling juga harus betul-betul di perhatikan kalau mau
mendapatkan sampel yang refresentatif. Salah dalam mempergunakan teknik
sampling maka salah juga dalam memperoleh sampel. Sebagai contoh, pada populasi
yang berciri sama dan khusus, tidak mungkin sampel di ambil secara random,
karena ada beberapa data yang nantinya tidak terwakili. Seharusnya unit
populasi semacam ini di ambil dengan menggunakan teknik non random[11].
1.
Kesimpulan
Dalam penelitian menentukan populasi dan sampel adalah hal yang paling penting,
peneliti harus mengetahui berapa banyak populasi yang di gunakan, dan sampel
yang di gunakan juga harus jelas. Berapa banyak sampell yang di gunakan jika
populasinya berukuran banyak, dan dalam pengambilan ssampel juga perlu teknik
pengambilannya, karena jika peneliti salah dalam menggunakan atau penarikan
sampel maka data dari sampel itu juga salah.
*) Ekosistem :
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun
yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
2. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).
Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi,
sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu
antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun
berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun
seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau
bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta
terutama nyamuk dan lalat hitam.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan
hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof
(tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora
predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat
sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung
pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.
a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung
pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.
Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air
mengalir adalah sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. |
Gbr. Berbagai Organisme Air Tawar
Berdasarkan Cara Hidupnya |
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari.
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis
disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari
disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang
hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah
sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang
melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea,
ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa,
dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
Gbr. Empat Daerah Utama Pada Danau Air Tawar
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya,
yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya
materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat
dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan
pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang
atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang
akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi
membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang
mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam
diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari
ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai
makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan
hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai
ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura
dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami
adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat
pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat
kecil yang bebas dari pusaran air.
c. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu
karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air
dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung
balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel
yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi
beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan
pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan
diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah
ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi
konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah
ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan
kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini
dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat
dibedakan sebagai berikut.
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan
bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di
daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen,
akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang
termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan
Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh
adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.
Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.
Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju
habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu
karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa
organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup
di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan,
menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
*) Bioma :
Pada habitat
darat dikenal istilah Bioma
yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Berikut ini hanya akan
dibahas beberapa bioma utama
yaitu:
Bioma gurun dan
setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan
Asia Barat.
Ciri-ciri:
- Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
- Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
- Kelembaban udara sangat rendah
- Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
- Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan
biotik:
- Flora:
tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
- Fauna:
hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Bioma padang
rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia.
Ciri-ciri:
- Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
- Sampel Proporsional
Sampel proporsional menunjukan
perbandingan penarikan sampel pada beberapa subpopulasi yang berbeda jumlahnya.
Contoh: penelitian dengan
menggunakan murid SMA negri, sebagai unit sampling terdiri dari 3000 murid SMA
negri dan 1500 murid STM negri. Dengan demikian, perbandingan subpopulasi
adalah 2:1. dari populasi itu akan di ambil 150 murid, 100 dari SMA negri dan
50 dari STM negri.
- Sampel Area
Sampel ini memiliki kesamaan
dengan sampel proporsional. Namun perbedaannya terletak pada subpopulasi
yang ditetapkan berdasarkan daerah penyebaran populasi yang hendak diteliti.
Perbandingan besarnya dari sub populasi menurut daeraha penelitian di jadikan
dasardalam menentukan ukuran setiap subsampelnya. Misalnya, peneliti mengunakan
guru SMP Negeri sebagai unit sampling di lima kabupaten. Setiap kabu pten
memliki sebanyak 500, 400, 300, 200, 100. melihat populasi seperti itu, maka
perbandingannya 5 : 4 : 3 : 2 : 1. jumlah sampel yang akan di ambil adalah 50,
40, 30, 20, 10 orang guru[8].
- Sampel Ganda
Penarikan sampel yang kembar
dimaksutkan menanggulangi kemugkinan sampel minimum yang diharapkan tidak masuk
seluruhnya. Untuk itu, ukuran sampel yang ditetapkan dua kali lebih baik dari
yang ditetapkan. Penentuan sampel sebanyak dua kali lipat itu bertujuan
terutama apbila alat pengumpulan data yang di pergunakan adalah kuisioner atau
angket yang di kirim melelui pos. Karena perbadaan jarak jauhnya wilayah.
- Sampel Majemuk
Sampel majemuk ini merupakan
perluasan dari sampel ganda. Pengambilan sampel dua kali lipat, tapi memiliki
kesamaan dengan unit sampling yang pertama. Dengan pengambilan sampel majemuk
ini jumlah sampel yang telah di tetapkan tidak di ragukan lagi. Teknik ini
dapat dilakukan apabila populaasinya dalam jumlah besar[9].
D. Petunjuk
Untuk Mengambil Sampel
a) Daerah Generalisasi
Yang terpenting adalah
menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagai daerah generalisasi.setelah
itu beru menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Kalau yang
diselidiki hanya satu kelas saja, jangan merembes sampai kekelas yang lainnya.
b) Penegasan Sifta-Siafat Populasi dan
Ketegasan Batas-Batasnya.
Bila populasinya telah di
tetapkan, maka segera di ikuti dengan penegasan tentang sifat-sifat
populasinya. Pengasan ini sangat penting. Maka di tentukan terlebih dahulu luas
dan sifat populasinya, memberikan batasan yang tegas, barulah menentukan
sampelnya.
c) Sumber-Sumber Impormasi Tentang Populasi
Untuk mengetahui lebih jauh
tentang populasi dapat di peroleh melalui bermacam-macam sumber informasi
tentang populasi tersebut. Misalnya: sesus penduduk dan dokumen dokumen yang disusun
oleh instansi dan organisasi. Kepolisisan, pengadilan dll.
d) Menetapkan Besar Kecilnya Sampel
Untuk mengambil berapa
besarnya sampel yang di perlukan untuk sebuah penelitian, memang tidak ada
ketentuan yang pasti. Memang seyokyanya jumlah sampel itu harus banyak dari
pada sediit/kurang.
e) Menetapkan Teknik Sampling
Harus di ketahui bersama bahwa
di dalam sampel ada yang namanaya Biased Sample yaitu sampel yang tidak
refresentatif, atau di sebut juga sampel yang menyeleweng. Pengambilan sampel
yang menyeleweng di sebut Biased Sampling. Misalnya, melakukan
penelitian tentang penghasilan rata-rata orang Indonesia. Hanya di ambil sampel
yang kaya raya saja atau yang miskin saja[10].
Kemudian yang menjadi pertanyaan bagai mana merancang sampel penelitian agar
penelitian memliki bobot refresentatif yang di harabkan. Untuk mencapai bobot
yang di harabkan, maka ada beberapa factor yang harus di perhatikan dan di
pertimbangkandalam menentukan sampel penelitian.
1 Derajat Keseragaman
Populasi. Populasi yang homogen memudahkan penarikan sampel , sampai pada
menentukan besar kecilnya sampel yang di butuhkan. Semakin homogen populasi
maka semakin besar kemungkinan penggunaan sampel dalam jumlah yang kecil. Pada
populasi heterogen, kencenderungan menggunakan sampel besar kemungkinan sulit
di hindari. Krna sampel harus di penuhi oleh wakil-wakil unit populasi. Semakin
komplek dan semakin tingginya drajat keberagaman semakin besar sampel
penelitian.
2 Drajat Kemampuan Peneliti Mengenal Sifat Khusus
Populasi. Selain mengenala drajat keberagaman populasi. Peneliti juga harus
mampu mengenal cirri-ciri khusus populasi yang sedang atau akan di teliti.
3 Presisi (Kesaksamaan) Yang Di Kehendaki Peneliti. Factor
ketiga ini biasanya merupakan kebutuhan yang muncul pada penelitian survai atau
penelitian kuantitatif lainnya. Populasi penelitian sangat besar, sehingga
drajat kemampuan penelitian dalam mengenal sifat-sifat populasi amat rendah.
Oleh karena itu, apabila suatu penelitian menghendaki drajat presisi yang
tinggi, maka merupakan keharusan dari penelitian itu menggunakan sampel dalam
jumlah yang besar, karena drajat presisi menentukan besar kecilnya sampel. Pada
permasalahan ini, presisi juga tergantung pada tenaga, biaya, dan waktu.
4 Penggunaan Teknik Sampling Yang Tepat.
Penggunaan teknik sampling juga harus betul-betul di perhatikan kalau mau
mendapatkan sampel yang refresentatif. Salah dalam mempergunakan teknik
sampling maka salah juga dalam memperoleh sampel. Sebagai contoh, pada populasi
yang berciri sama dan khusus, tidak mungkin sampel di ambil secara random,
karena ada beberapa data yang nantinya tidak terwakili. Seharusnya unit
populasi semacam ini di ambil dengan menggunakan teknik non random[11].
1.
Kesimpulan
Dalam penelitian menentukan populasi dan sampel adalah hal yang paling penting,
peneliti harus mengetahui berapa banyak populasi yang di gunakan, dan sampel
yang di gunakan juga harus jelas. Berapa banyak sampell yang di gunakan jika
populasinya berukuran banyak, dan dalam pengambilan ssampel juga perlu teknik
pengambilannya, karena jika peneliti salah dalam menggunakan atau penarikan
sampel maka data dari sampel itu juga salah.
*) Ekosistem :
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun
yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
2. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).
Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi,
sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu
antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun
berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun
seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau
bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta
terutama nyamuk dan lalat hitam.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan
hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof
(tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora
predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat
sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung
pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.
a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung
pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.
Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air
mengalir adalah sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. |
Gbr. Berbagai Organisme Air Tawar
Berdasarkan Cara Hidupnya |
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari.
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis
disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari
disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang
hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah
sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang
melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea,
ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa,
dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
Gbr. Empat Daerah Utama Pada Danau Air Tawar
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya,
yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya
materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat
dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan
pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang
atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang
akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi
membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang
mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam
diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari
ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai
makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan
hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai
ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura
dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami
adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat
pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat
kecil yang bebas dari pusaran air.
c. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu
karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air
dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung
balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel
yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi
beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan
pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan
diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah
ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi
konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah
ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan
kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini
dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat
dibedakan sebagai berikut.
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan
bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di
daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen,
akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang
termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan
Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh
adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.
Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.
Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju
habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu
karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa
organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup
di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan,
menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
*) Bioma :
Pada habitat
darat dikenal istilah Bioma
yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Berikut ini hanya akan
dibahas beberapa bioma utama
yaitu:
Bioma gurun dan
setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan
Asia Barat.
Ciri-ciri:
- Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
- Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
- Kelembaban udara sangat rendah
- Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
- Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan
biotik:
- Flora:
tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
- Fauna:
hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Bioma padang
rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia.
Ciri-ciri:
- Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
- Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
- Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan
biotik:
- Flora:
tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
- Fauna:
bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan
kanguru diAustralia.
Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
Bioma sabana
adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan
jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana
murni dan sabana campuran.
- Sabana
murni : bila
pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri
atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
Bioma hutan
tropis merupakan bioma yang
memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi
daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah
Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
- Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
- Matahari bersinar sepanjang tahun.
- Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
- Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
- Flora:
pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
Tumbuhan
khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
- Fauna: di
daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
Di daerah
tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
Ciri
tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:
Pohon-pohonnya
tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi
terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering),
daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim
biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati,
hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, harimau.
Hutan lumut
banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian
di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang
dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakean tanah
dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada
hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak
pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan karena
kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun
terus-menerus.
Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya
sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma
ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
- Curah
hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
- Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
- Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
Musim panas
pada bioma hutan gugur, energi
radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi
(curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh
dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak
begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga,
burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat
menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai
turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat
akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat
musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa
jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim
panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi)
sehingga disebut musim semi.
Bioma ini
kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di
daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
Ciri-ciri bioma hutan taiga:
- Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
- Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
- Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
- Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
Bioma ini
terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim
kutub. Istilah tundra berarti
dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak,
vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran
kecil.
Ciri-ciri:
- Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
- Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
- Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
Hutan
bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah
tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora
sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan
pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
- Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
- Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
- Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.
Dengan
kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air meskipun
lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan
fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau
memiliki dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat
mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
Untuk
menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas
yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak
dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada
bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya
adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal
dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1
meter panjangnya.
Jika biji
yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar yang
panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak
akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut.
Hutan bakau
di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan
selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang
agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan
muara sungai Citanduy.
Jenis-jenis
hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan
dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas
pohon-pohon bakau.
Organisasi
Kehidupan Tingkat Ekosistem dan Bioma (sumber 2)
Anda sudah
paham arti dari populasi dan komunitas, lalu apakah artinya ekosistem dan bioma? Sebelum masuk ke dalam pengertian
ekosistem, masih ingatkah Anda apa artinya lingkungan biotik dan lingkungan
abiotik? Ya betul, lingkungan biotik adalah bagian lingkungan yang berupa
makhluk-makhluk hidup (fungi, tumbuhan, hewan, dan monera). Dan lingkungan
abiotik adalah bagian lingkungan yang berupa benda tak hidup (contohnya air,
tanah, udara, cahaya, pH, suhu dan iklim). Menurut Anda apakah lingkungan
biotik saling berpengaruh dengan lingkungan abiotik? Ya betul, memang kedua
komponen tersebut saling mempengaruhi. Coba berikan sebuah contoh mengenai
pengaruh lingkungan abiotik terhadap lingkungan biotik, dan sebuah contoh
pengaruh lingkungan biotik terhadap lingkungan abiotik. Jika Anda dapat
memberikan contoh-contoh seperti yang diminta tadi dengan benar, berarti
pemikiran Anda sudah masuk ke dalam pengertian ekosistem.
Memang ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara organisme dengan lingkungan abiotiknya. Definisi yang lebih tepat mengenai Ekosistem adalah tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen.
Sebagai konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi ada pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan memakan konsumen lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu konsumen I, konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III, dan seterusnya tidak memakan produsen secara langsung tetapi tetap tergantung pada produsen, karena sumber makanan konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna hijau (Produsen) --> ulat (Konsumen I) --> ayam (Konsumen II) --> musang (Konsumen III) --> macan (Konsumen IV/Puncak). Coba Anda buat sebuah rantai makanan seperti contoh, Anda pernah melakukannya sewaktu di SMP bukan?
Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di atas, tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web). Perhatikan contoh jaring-jaring makanan pada gambar 11 berikut ini.
Memang ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara organisme dengan lingkungan abiotiknya. Definisi yang lebih tepat mengenai Ekosistem adalah tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen.
Sebagai konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi ada pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan memakan konsumen lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu konsumen I, konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III, dan seterusnya tidak memakan produsen secara langsung tetapi tetap tergantung pada produsen, karena sumber makanan konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna hijau (Produsen) --> ulat (Konsumen I) --> ayam (Konsumen II) --> musang (Konsumen III) --> macan (Konsumen IV/Puncak). Coba Anda buat sebuah rantai makanan seperti contoh, Anda pernah melakukannya sewaktu di SMP bukan?
Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di atas, tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web). Perhatikan contoh jaring-jaring makanan pada gambar 11 berikut ini.
Gambar 12.
Suatu jaring-jaring makanan
Peran
dekomposer ditempati oleh organisme yang bersifat saprofit, yaitu bakteri
pengurai dan jamur saproba. Keberadaan dekomposer sangat penting dalam
ekosistem. Oleh dekomposer, hewan atau tumbuhan yang mati akan diuraikan dan
dikembalikan ke tanah menjadi unsur hara (zat anorganik) yang penting bagi
pertumbuhan tumbuhan. Aktivitas pengurai juga menghasilkan gas karbondioksida
yang penting bagi fotosintesis. Coba Anda pikirkan apakah yang terjadi jika di
dunia ini tidak ada bakteri pengurai dan jamur saproba?
Pada hakikatnya dalam organisasi kehidupan tingkat ekosistem terjadi proses-proses sirkulasi materi, transformasi, akumulasi energi, dan akumulasi materi melalui organisme. Ekosistem juga merupakan suatu sistem yang terbuka dan dinamis. Keluar masuknya energi dan materi bertujuan mempertahankan organisasinya serta mempertahankan fungsinya. Zat-zat anorganik dalam suatu ekosistem tetap konstan atau seimbang, mengapa? Ya, karena unsur-unsur kimia esensial pembentuk protoplasma beredar dalam biosfer melalui siklus biogeokimiawi. Contoh siklus biogeokimiawi adalah siklus carbon, siklus oksigen, siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus sulfur. (Materi ini akan Anda pelajari khusus pada materi Daur Biogeokimia.) Maka dari itulah keseimbangan dalam ekosistem sangat penting untuk selalu terjaga.
Namun keseimbangan ekosistem dapat terganggu jika komponen-komponen penyusunnya rusak atau bahkan hilang. Apakah yang menjadi penyebab rusaknya keseimbangan ekosistem? Ya benar, selain karena bencana alam, ekosistem dapat rusak akibat perbuatan manusia. Coba Anda berikan contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam? Ya betul, contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam adalah letusan gunung berapi, dimana lahar panasnya dapat mematikan organisme (hewan dan tumbuhan) dan mikroorganisme yang dilaluinya. Dapatkah Anda berikan contoh lainnya? Coba Anda berikan pula contoh kerusakan ekosistem akibat perbuatan manusia! Ya benar, penggundulan hutan, serta pencemaran air, tanah dan udara. Dapatkah Anda berikan contoh lainnya?
Apabila terjadi kerusakan ekosistem, pada dasarnya ekosistem masih dapat memperbaiki dirinya (self purification) hingga tercapai keseimbangan kembali dalam jangka waktu tertentu; Sebentar atau lama, tergantung dari tingkat kerusakannya. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan ini dikenal dengan istilah suksesi ekologis. Hal ini akan Anda pelajari lebih mendalam pada modul Ekosistem yang akan datang.
Anda telah ketahui bahwa antara faktor abiotik dengan faktor biotik dalam ekosistem dapat saling mempengaruhi. Namun ada faktor abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh faktor biotik. Faktor abiotik ini berada pada lingkup yang lebih luas, bahkan sangat menentukan jenis biotik baik tumbuhan ataupun hewan yang mampu hidup di dalamnya. Faktor abiotik tersebut adalah iklim regional atau iklim suatu tempat di permukaan bumi, yang dapat menentukan jenis Bioma. Tahukah Anda apakah Bioma itu?
Istilah Bioma berhubungan dengan kumpulan species (terutama tumbuhan) yang dapat hidup di tempat tertentu di muka bumi, tergantung pada iklim regionalnya. Jadi Bioma adalah kumpulan species (terutama tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh vegetasi tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas di tempat tersebut. Oleh karena itu biasanya Bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah tersebut. Di permukaan bumi ini terdapat 7 macam bioma, yaitu: tundra, taiga (targe), gurun (padang pasir), padang rumput, savana, hutan hujan tropis, dan hutan decidous. Marilah kita pelajari bagaimana ciri atau karakteristik dari tiap-tiap jenis bioma tersebut
Pada hakikatnya dalam organisasi kehidupan tingkat ekosistem terjadi proses-proses sirkulasi materi, transformasi, akumulasi energi, dan akumulasi materi melalui organisme. Ekosistem juga merupakan suatu sistem yang terbuka dan dinamis. Keluar masuknya energi dan materi bertujuan mempertahankan organisasinya serta mempertahankan fungsinya. Zat-zat anorganik dalam suatu ekosistem tetap konstan atau seimbang, mengapa? Ya, karena unsur-unsur kimia esensial pembentuk protoplasma beredar dalam biosfer melalui siklus biogeokimiawi. Contoh siklus biogeokimiawi adalah siklus carbon, siklus oksigen, siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus sulfur. (Materi ini akan Anda pelajari khusus pada materi Daur Biogeokimia.) Maka dari itulah keseimbangan dalam ekosistem sangat penting untuk selalu terjaga.
Namun keseimbangan ekosistem dapat terganggu jika komponen-komponen penyusunnya rusak atau bahkan hilang. Apakah yang menjadi penyebab rusaknya keseimbangan ekosistem? Ya benar, selain karena bencana alam, ekosistem dapat rusak akibat perbuatan manusia. Coba Anda berikan contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam? Ya betul, contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam adalah letusan gunung berapi, dimana lahar panasnya dapat mematikan organisme (hewan dan tumbuhan) dan mikroorganisme yang dilaluinya. Dapatkah Anda berikan contoh lainnya? Coba Anda berikan pula contoh kerusakan ekosistem akibat perbuatan manusia! Ya benar, penggundulan hutan, serta pencemaran air, tanah dan udara. Dapatkah Anda berikan contoh lainnya?
Apabila terjadi kerusakan ekosistem, pada dasarnya ekosistem masih dapat memperbaiki dirinya (self purification) hingga tercapai keseimbangan kembali dalam jangka waktu tertentu; Sebentar atau lama, tergantung dari tingkat kerusakannya. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan ini dikenal dengan istilah suksesi ekologis. Hal ini akan Anda pelajari lebih mendalam pada modul Ekosistem yang akan datang.
Anda telah ketahui bahwa antara faktor abiotik dengan faktor biotik dalam ekosistem dapat saling mempengaruhi. Namun ada faktor abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh faktor biotik. Faktor abiotik ini berada pada lingkup yang lebih luas, bahkan sangat menentukan jenis biotik baik tumbuhan ataupun hewan yang mampu hidup di dalamnya. Faktor abiotik tersebut adalah iklim regional atau iklim suatu tempat di permukaan bumi, yang dapat menentukan jenis Bioma. Tahukah Anda apakah Bioma itu?
Istilah Bioma berhubungan dengan kumpulan species (terutama tumbuhan) yang dapat hidup di tempat tertentu di muka bumi, tergantung pada iklim regionalnya. Jadi Bioma adalah kumpulan species (terutama tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh vegetasi tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas di tempat tersebut. Oleh karena itu biasanya Bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah tersebut. Di permukaan bumi ini terdapat 7 macam bioma, yaitu: tundra, taiga (targe), gurun (padang pasir), padang rumput, savana, hutan hujan tropis, dan hutan decidous. Marilah kita pelajari bagaimana ciri atau karakteristik dari tiap-tiap jenis bioma tersebut
(1)
Tundra, terdapat
di daerah kutub, tumbuhan dominannya adalah lumut kerak (Lichenes), lumut
Sphagnum, rumput dan tumbuhan pendek lainnya yang biasanya hanya berumur 4
bulan. Hewan yang hidup di bioma
ini adalah rusa, serigala dan beruang kutub.
(2) Taiga, terletak di selatan tundra, yaitu di antara daerah beriklim sedang dengan kutub. Bioma ini disebut pula bioma dengan hutan berawa atau hutan boreal. Tumbuhan dominannya adalah konifer atau tumbuhan berdaun jarum (pinus). Hewan yang hidup di sini adalah ajax, beruang hitam, dan serigala.
(3)
Padang pasir atau Gurun, banyak terdapat di daerah kering dengan curah hujan sedikit.
Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang teradaptasi dengan keadaan
kering, misalnya tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang tebal dan akar yang
panjang. Juga tumbuhan sukulen atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada
batangnya dan daunnya menyempit menjadi duri. Hewan yang hidup pada bioma ini adalah unta, tikus,ular, kadal,
kalajengking, dan semut.
(4)
Padang rumput; Pada bioma ini terdapat cukup curah hujan,
tetapi tidak cukup untuk menumbuhkan hutan. Tumbuhan dominannya adalah rumput,
sedangkan pohon dan semak terdapat di sepanjang sungai di daerah tersebut.
Macam padang rumput adalah prairi rumput pendek, prairi rumput tinggi dan
padang rumput tropis. Prairi adalah padang rumput yang luas tanpa pohon.
(5)
Savana, adalah
padang rumput yang diselingi dengan sebaran pohon yang tumbuh jarang. Hewan
yang hidup pada bioma padang
rumput dan savana adalah bison, gajah, jerapah, zebra, domba, biri-biri,
harimau, cheetah, serigala dan ular.
Selanjutnya
interaksi antar bioma di
permukaan bumi membentuk lapisan makhluk hidup di bumi yang disebut Biosfer.
Seluruh bioma di permukaan bumi
ini pada hakikatnya terdiri atas produsen, konsumen dan dekomposer, dimana di
dalamnya terjadi aliran materi dan energi yang selalu dimulai dari tumbuhan
hijau.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi derajatnya, dapat mengubah-ubah ekosistem sesuai dengan kehendak dan tujuannya, misalnya dengan menciptakan ekosistem buatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun akibat aktivitas manusia ini tak sedikit yang dapat mencemari lingkungan atau merusak ekosistem alami. Contoh nyata yang sering terjadi adalah ‘membuka’ hutan sebagai ekosistem alami menjadi lahan pertanian, menjadi perumahan, menjadi perkotaan, bahkan menjadi kawasan industri (pabrik-pabrik). Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang persoalan Biologi pada tingkat ekosistem, lakukanlah sebuah Studi Pustaka dengan tema: “Dampak buruk akibat penggundulan hutan”.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi derajatnya, dapat mengubah-ubah ekosistem sesuai dengan kehendak dan tujuannya, misalnya dengan menciptakan ekosistem buatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun akibat aktivitas manusia ini tak sedikit yang dapat mencemari lingkungan atau merusak ekosistem alami. Contoh nyata yang sering terjadi adalah ‘membuka’ hutan sebagai ekosistem alami menjadi lahan pertanian, menjadi perumahan, menjadi perkotaan, bahkan menjadi kawasan industri (pabrik-pabrik). Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang persoalan Biologi pada tingkat ekosistem, lakukanlah sebuah Studi Pustaka dengan tema: “Dampak buruk akibat penggundulan hutan”.
*) Biosfer :
Biosfer adalah bagian luar dari
planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan
proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer
adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan
hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan),
hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah
satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap
telah berlangsung selama sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia
Bumi.
Secara umum, biosfer terdiri atas 3 lingkungan utama,
yaitu:
- Lingkungan darat
- Lingkungan air tawar (sungai, danau, atau kolam)
- Lingkungan air asin (berkadar garam atau laut)
Biosfer merupakan lapisan tipis,
hanya 9.000 meter di atas permukaan bumi, beberApa meter di bawah permukaan
tanah, dan beberApa ribu meter di bawah permukaan laut. Biosfer merupakan
organisasi kehidupan yang sangat kompleks dan hanya dijumpai di planet Bumi
dalam Tata Surya, bahkan sampai saat ini belum ditemukan adanya kehidupan di
planet lain seperti di bumi.
Gagasan Biosfer pertama kali
diutarakan oleh Vladimir Ivanovich Vernadsky (1863–1945), seorang ilmuwan dari
Rusia yang menyatakan bahwa Biosfer adalah sebuah sistem kehidupan yang terbuka
dan senantiasa berkembang sejak dimulainya sejarah bumi.
ORGANISASI BIOSFER
Makhluk hidup atau organisme memiliki
tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat yang paling sederhana
(protoplasma) ke tingkat organisasi yang paling kompleks (biosfer). Tingkat
organisasi dari bawah ke atas, semakin kompleks.
1. Protoplasma
Zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik
yang kompleks seperti lemak, protein, dan sejenisnya.
2. Sel
Satuan dasar suatu organisme dan terdiri atas
protoplasma dan inti yang terkandung dalam membran.
3. Jaringan
Kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama, misalnya jaringan otot.
4. Organ
Bagian dari suatu organisme yang mempunyai fungsi
tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan dan manusia, daun atau akar
pada tumbuhan.
5. Sistem organ
Kerja sama antara struktural dan fungsional yang
harmonis, misalnya kerja sama antara mata dan telinga, antara daun dan batang
pada tumbuhan.
6. Organisme
Suatu benda hidup, atau makhluk hidup.
7. Populasi
Kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan
berkembang biak pada suatu daerah tertentu. Misalnya, populasi manusia di
Jakarta, populasi banteng di Baluran, atau populasi badak di Ujung Kulon.
8. Komunitas
Semua populasi dari berbagai jenis yang menempati
suatu daerah tertentu. Pada daerah tersebut tiap populasi saling berinteraksi.
Misalnya, populasi harimau berinteraksi dengan populasi gajah di Sumatra
Selatan, populasi ikan emas berinteraksi dengan populasi ikan mujaer di kolam.
9. Ekosistem
Tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan
timbal balik yang kompleks antara organisme dan lingkungannya baik yang hidup
maupun tak hidup (tanah, air, udara), yang secara bersama - sama membentuk
suatu sistem ekologi.
Misalnya, ekosistem hutan mangrove di Segara Anakan
atau ekosistem air tawar di Danau Toba
Biosfer berasal dari kata bios yang
artinya hidup dan sphaira atau sphere yang artinya lapisan. Dengan demikian,
biosfer adalah lapisan tempat kehidupan makhluk hidup dan organisme. Biosfer
merupakan tempat dimana makhluk hidup berada dan bertempat tinggal biosfer juga
memiliki 2 faktor yaitu Faktor Abiotik dan Faktor Bioti
A. Faktor Abiotik
Faktor Abiotik meliputi Iklim atau
klimatik, Relief, dan Edafik.
• Unsur iklim adalah :
1.
Suhu dengan intensitas cahaya, sudut datang sinar matahari dan Gerak semu
matahari
2.
Kelembaban
3.
Angin
4.
Curah Hujan
5.
Edafik dimana edafik itu merupakan tanah yang juga memiliki faktor pembentukan
tanah seperti dari batuan asal, organic, dan aktivitas biologi.
6.
Relief dimana relief adalah bentuk dari tanah sendiri atau tinggi rendahnya
permukaan bumi.
B. Faktor Biotik
Faktor Biotik meliputi :
1.
Flora atau Tanaman
2. Fauna
atau Hewan
3.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
Faktor Persebaran Flora dan Fauna.
4.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
5.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
6.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
7.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
Ada beberApa bagian persebaran hewan
dimana berpengaruh bagi hewan seperti contoh :
·
Eropa dan Asia Utara disebut Palaeartic, dihuni antara lain oleh bison dan rusa
rein.
·
Afrika dan Arab disebut Ethiophian, dihuni antara lain oleh gajah Afrika,
jerApah dan gorila.
·
Australia dan sekitarnya, dihuni antara lain oleh kangguru, koala, wombat.
·
India sampai Indonesia disebut daerah Oriental, dihuni oleh antara lain
harimau, gajah India dan kerbau.
·
Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut Nearctic, dihuni oleh bison dan
semacam rusa rein yang disebut Caribau.
·
Daerah Amerika Selatan disebut Neotropical dihuni antara lain oleh tapir dan
monyet Howler.
Lalu, untuk tumbuhan paling banyak
persebaran dengan adanya faktor abiotik yaitu Kelembaban yang merupakan unsur
dari Faktor Iklim, contohnya seperti berikut
a.
Xerofit, yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau
kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b.
Mesofit, yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab
tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
c.
Higrofit, yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti
teratai, eceng gondok, dan selada air
d.
Tropofit, yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan
musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson
tropi
Hutan adalah sebuah kawasan yang
ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan
semacam ini terdApat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi
sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan,
modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu
aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang
tersebar di seluruh dunia. Kita dApat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau
kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan
tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati
daerah yang cukup luas.
Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup
tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan
sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda
karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang
dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas.
Suatu kumpulan pepohonan dianggap
hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat,
yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan
tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembab, yang
berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan.
Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya),
serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak
terpisahkan dari hutan.
Hutan hujan tropika
Hutan hujan tropis adalah
biomA berupa hutan yang selalu basah atau lembab, yang dApat ditemui di wilayah
sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke
selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didApati di Asia, Australia,
Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik. Dalam
peristilahan bahasa Inggris, formasi hutan ini dikenal sebagai lowland
equatorial evergreen rainforest, tropical lowland evergreen rainforest, atau
secara ringkas disebut tropical rainforest.
Terhampar di lembah yang sangat luas
dan kering, di antara Andes dan rentang pesisir, Padang Pasir Atacamaadalah
tempat yang kering. Sebenarnya, ini adalah tempat yang paling kering di dunia.
Tidak ada hujan yang pernah tercatat
di tempat ini selama 401 tahun antara tahun 1570 dan 1971, dan ada sejumlah
tempat mana tidak pernah ada hujan yang tercatat.
Padang Pasir Atacama, yang terletak
pada ketinggian 2.000 kaki (610 m), terentang di sepanjang provinci Cile,
Antofagasta, Atacama dan TarApaca. Kepentingannya dari sudut ekonomi di peroleh
satu- satunya dari penambangan dan kekayaan mineral, berkisar antara nitrat dan
borax, hingga bijih besi yang mengandung metal, seperti tembaga, perak, besi,
timah, dan nikel.
- Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan
biotik:
- Flora:
tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
- Fauna:
bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan
kanguru diAustralia.
Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
Bioma sabana
adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan
jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana
murni dan sabana campuran.
- Sabana
murni : bila
pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri
atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
Bioma hutan
tropis merupakan bioma yang
memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi
daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah
Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
- Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
- Matahari bersinar sepanjang tahun.
- Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
- Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
- Flora:
pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
Tumbuhan
khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
- Fauna: di
daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
Di daerah
tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
Ciri
tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:
Pohon-pohonnya
tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi
terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering),
daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim
biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati,
hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, harimau.
Hutan lumut
banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian
di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang
dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakean tanah
dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada
hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak
pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan karena
kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun
terus-menerus.
Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya
sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma
ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
- Curah
hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
- Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
- Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
Musim panas
pada bioma hutan gugur, energi
radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi
(curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh
dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak
begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga,
burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat
menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai
turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat
akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat
musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa
jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim
panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi)
sehingga disebut musim semi.
Bioma ini
kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di
daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
Ciri-ciri bioma hutan taiga:
- Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
- Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
- Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
- Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
Bioma ini
terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim
kutub. Istilah tundra berarti
dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak,
vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran
kecil.
Ciri-ciri:
- Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
- Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
- Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
Hutan
bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah
tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora
sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan
pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
- Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
- Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
- Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.
Dengan
kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air meskipun
lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan
fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau
memiliki dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat
mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
Untuk
menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas
yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak
dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada
bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya
adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal
dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1
meter panjangnya.
Jika biji
yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar yang
panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak
akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut.
Hutan bakau
di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan
selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang
agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan
muara sungai Citanduy.
Jenis-jenis
hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan
dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas
pohon-pohon bakau.
Organisasi
Kehidupan Tingkat Ekosistem dan Bioma (sumber 2)
Anda sudah
paham arti dari populasi dan komunitas, lalu apakah artinya ekosistem dan bioma? Sebelum masuk ke dalam pengertian
ekosistem, masih ingatkah Anda apa artinya lingkungan biotik dan lingkungan
abiotik? Ya betul, lingkungan biotik adalah bagian lingkungan yang berupa
makhluk-makhluk hidup (fungi, tumbuhan, hewan, dan monera). Dan lingkungan
abiotik adalah bagian lingkungan yang berupa benda tak hidup (contohnya air,
tanah, udara, cahaya, pH, suhu dan iklim). Menurut Anda apakah lingkungan
biotik saling berpengaruh dengan lingkungan abiotik? Ya betul, memang kedua
komponen tersebut saling mempengaruhi. Coba berikan sebuah contoh mengenai
pengaruh lingkungan abiotik terhadap lingkungan biotik, dan sebuah contoh
pengaruh lingkungan biotik terhadap lingkungan abiotik. Jika Anda dapat
memberikan contoh-contoh seperti yang diminta tadi dengan benar, berarti
pemikiran Anda sudah masuk ke dalam pengertian ekosistem.
Memang ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara organisme dengan lingkungan abiotiknya. Definisi yang lebih tepat mengenai Ekosistem adalah tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen.
Sebagai konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi ada pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan memakan konsumen lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu konsumen I, konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III, dan seterusnya tidak memakan produsen secara langsung tetapi tetap tergantung pada produsen, karena sumber makanan konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna hijau (Produsen) --> ulat (Konsumen I) --> ayam (Konsumen II) --> musang (Konsumen III) --> macan (Konsumen IV/Puncak). Coba Anda buat sebuah rantai makanan seperti contoh, Anda pernah melakukannya sewaktu di SMP bukan?
Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di atas, tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web). Perhatikan contoh jaring-jaring makanan pada gambar 11 berikut ini.
Memang ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara organisme dengan lingkungan abiotiknya. Definisi yang lebih tepat mengenai Ekosistem adalah tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen.
Sebagai konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi ada pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan memakan konsumen lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu konsumen I, konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III, dan seterusnya tidak memakan produsen secara langsung tetapi tetap tergantung pada produsen, karena sumber makanan konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna hijau (Produsen) --> ulat (Konsumen I) --> ayam (Konsumen II) --> musang (Konsumen III) --> macan (Konsumen IV/Puncak). Coba Anda buat sebuah rantai makanan seperti contoh, Anda pernah melakukannya sewaktu di SMP bukan?
Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di atas, tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web). Perhatikan contoh jaring-jaring makanan pada gambar 11 berikut ini.
Gambar 12.
Suatu jaring-jaring makanan
Peran
dekomposer ditempati oleh organisme yang bersifat saprofit, yaitu bakteri
pengurai dan jamur saproba. Keberadaan dekomposer sangat penting dalam
ekosistem. Oleh dekomposer, hewan atau tumbuhan yang mati akan diuraikan dan
dikembalikan ke tanah menjadi unsur hara (zat anorganik) yang penting bagi
pertumbuhan tumbuhan. Aktivitas pengurai juga menghasilkan gas karbondioksida
yang penting bagi fotosintesis. Coba Anda pikirkan apakah yang terjadi jika di
dunia ini tidak ada bakteri pengurai dan jamur saproba?
Pada hakikatnya dalam organisasi kehidupan tingkat ekosistem terjadi proses-proses sirkulasi materi, transformasi, akumulasi energi, dan akumulasi materi melalui organisme. Ekosistem juga merupakan suatu sistem yang terbuka dan dinamis. Keluar masuknya energi dan materi bertujuan mempertahankan organisasinya serta mempertahankan fungsinya. Zat-zat anorganik dalam suatu ekosistem tetap konstan atau seimbang, mengapa? Ya, karena unsur-unsur kimia esensial pembentuk protoplasma beredar dalam biosfer melalui siklus biogeokimiawi. Contoh siklus biogeokimiawi adalah siklus carbon, siklus oksigen, siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus sulfur. (Materi ini akan Anda pelajari khusus pada materi Daur Biogeokimia.) Maka dari itulah keseimbangan dalam ekosistem sangat penting untuk selalu terjaga.
Namun keseimbangan ekosistem dapat terganggu jika komponen-komponen penyusunnya rusak atau bahkan hilang. Apakah yang menjadi penyebab rusaknya keseimbangan ekosistem? Ya benar, selain karena bencana alam, ekosistem dapat rusak akibat perbuatan manusia. Coba Anda berikan contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam? Ya betul, contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam adalah letusan gunung berapi, dimana lahar panasnya dapat mematikan organisme (hewan dan tumbuhan) dan mikroorganisme yang dilaluinya. Dapatkah Anda berikan contoh lainnya? Coba Anda berikan pula contoh kerusakan ekosistem akibat perbuatan manusia! Ya benar, penggundulan hutan, serta pencemaran air, tanah dan udara. Dapatkah Anda berikan contoh lainnya?
Apabila terjadi kerusakan ekosistem, pada dasarnya ekosistem masih dapat memperbaiki dirinya (self purification) hingga tercapai keseimbangan kembali dalam jangka waktu tertentu; Sebentar atau lama, tergantung dari tingkat kerusakannya. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan ini dikenal dengan istilah suksesi ekologis. Hal ini akan Anda pelajari lebih mendalam pada modul Ekosistem yang akan datang.
Anda telah ketahui bahwa antara faktor abiotik dengan faktor biotik dalam ekosistem dapat saling mempengaruhi. Namun ada faktor abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh faktor biotik. Faktor abiotik ini berada pada lingkup yang lebih luas, bahkan sangat menentukan jenis biotik baik tumbuhan ataupun hewan yang mampu hidup di dalamnya. Faktor abiotik tersebut adalah iklim regional atau iklim suatu tempat di permukaan bumi, yang dapat menentukan jenis Bioma. Tahukah Anda apakah Bioma itu?
Istilah Bioma berhubungan dengan kumpulan species (terutama tumbuhan) yang dapat hidup di tempat tertentu di muka bumi, tergantung pada iklim regionalnya. Jadi Bioma adalah kumpulan species (terutama tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh vegetasi tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas di tempat tersebut. Oleh karena itu biasanya Bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah tersebut. Di permukaan bumi ini terdapat 7 macam bioma, yaitu: tundra, taiga (targe), gurun (padang pasir), padang rumput, savana, hutan hujan tropis, dan hutan decidous. Marilah kita pelajari bagaimana ciri atau karakteristik dari tiap-tiap jenis bioma tersebut
Pada hakikatnya dalam organisasi kehidupan tingkat ekosistem terjadi proses-proses sirkulasi materi, transformasi, akumulasi energi, dan akumulasi materi melalui organisme. Ekosistem juga merupakan suatu sistem yang terbuka dan dinamis. Keluar masuknya energi dan materi bertujuan mempertahankan organisasinya serta mempertahankan fungsinya. Zat-zat anorganik dalam suatu ekosistem tetap konstan atau seimbang, mengapa? Ya, karena unsur-unsur kimia esensial pembentuk protoplasma beredar dalam biosfer melalui siklus biogeokimiawi. Contoh siklus biogeokimiawi adalah siklus carbon, siklus oksigen, siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus sulfur. (Materi ini akan Anda pelajari khusus pada materi Daur Biogeokimia.) Maka dari itulah keseimbangan dalam ekosistem sangat penting untuk selalu terjaga.
Namun keseimbangan ekosistem dapat terganggu jika komponen-komponen penyusunnya rusak atau bahkan hilang. Apakah yang menjadi penyebab rusaknya keseimbangan ekosistem? Ya benar, selain karena bencana alam, ekosistem dapat rusak akibat perbuatan manusia. Coba Anda berikan contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam? Ya betul, contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam adalah letusan gunung berapi, dimana lahar panasnya dapat mematikan organisme (hewan dan tumbuhan) dan mikroorganisme yang dilaluinya. Dapatkah Anda berikan contoh lainnya? Coba Anda berikan pula contoh kerusakan ekosistem akibat perbuatan manusia! Ya benar, penggundulan hutan, serta pencemaran air, tanah dan udara. Dapatkah Anda berikan contoh lainnya?
Apabila terjadi kerusakan ekosistem, pada dasarnya ekosistem masih dapat memperbaiki dirinya (self purification) hingga tercapai keseimbangan kembali dalam jangka waktu tertentu; Sebentar atau lama, tergantung dari tingkat kerusakannya. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan ini dikenal dengan istilah suksesi ekologis. Hal ini akan Anda pelajari lebih mendalam pada modul Ekosistem yang akan datang.
Anda telah ketahui bahwa antara faktor abiotik dengan faktor biotik dalam ekosistem dapat saling mempengaruhi. Namun ada faktor abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh faktor biotik. Faktor abiotik ini berada pada lingkup yang lebih luas, bahkan sangat menentukan jenis biotik baik tumbuhan ataupun hewan yang mampu hidup di dalamnya. Faktor abiotik tersebut adalah iklim regional atau iklim suatu tempat di permukaan bumi, yang dapat menentukan jenis Bioma. Tahukah Anda apakah Bioma itu?
Istilah Bioma berhubungan dengan kumpulan species (terutama tumbuhan) yang dapat hidup di tempat tertentu di muka bumi, tergantung pada iklim regionalnya. Jadi Bioma adalah kumpulan species (terutama tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh vegetasi tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas di tempat tersebut. Oleh karena itu biasanya Bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah tersebut. Di permukaan bumi ini terdapat 7 macam bioma, yaitu: tundra, taiga (targe), gurun (padang pasir), padang rumput, savana, hutan hujan tropis, dan hutan decidous. Marilah kita pelajari bagaimana ciri atau karakteristik dari tiap-tiap jenis bioma tersebut
(1)
Tundra, terdapat
di daerah kutub, tumbuhan dominannya adalah lumut kerak (Lichenes), lumut
Sphagnum, rumput dan tumbuhan pendek lainnya yang biasanya hanya berumur 4
bulan. Hewan yang hidup di bioma
ini adalah rusa, serigala dan beruang kutub.
(2) Taiga, terletak di selatan tundra, yaitu di antara daerah beriklim sedang dengan kutub. Bioma ini disebut pula bioma dengan hutan berawa atau hutan boreal. Tumbuhan dominannya adalah konifer atau tumbuhan berdaun jarum (pinus). Hewan yang hidup di sini adalah ajax, beruang hitam, dan serigala.
(3)
Padang pasir atau Gurun, banyak terdapat di daerah kering dengan curah hujan sedikit.
Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang teradaptasi dengan keadaan
kering, misalnya tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang tebal dan akar yang
panjang. Juga tumbuhan sukulen atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada
batangnya dan daunnya menyempit menjadi duri. Hewan yang hidup pada bioma ini adalah unta, tikus,ular, kadal,
kalajengking, dan semut.
(4)
Padang rumput; Pada bioma ini terdapat cukup curah hujan,
tetapi tidak cukup untuk menumbuhkan hutan. Tumbuhan dominannya adalah rumput,
sedangkan pohon dan semak terdapat di sepanjang sungai di daerah tersebut.
Macam padang rumput adalah prairi rumput pendek, prairi rumput tinggi dan
padang rumput tropis. Prairi adalah padang rumput yang luas tanpa pohon.
(5)
Savana, adalah
padang rumput yang diselingi dengan sebaran pohon yang tumbuh jarang. Hewan
yang hidup pada bioma padang
rumput dan savana adalah bison, gajah, jerapah, zebra, domba, biri-biri,
harimau, cheetah, serigala dan ular.
Selanjutnya
interaksi antar bioma di
permukaan bumi membentuk lapisan makhluk hidup di bumi yang disebut Biosfer.
Seluruh bioma di permukaan bumi
ini pada hakikatnya terdiri atas produsen, konsumen dan dekomposer, dimana di
dalamnya terjadi aliran materi dan energi yang selalu dimulai dari tumbuhan
hijau.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi derajatnya, dapat mengubah-ubah ekosistem sesuai dengan kehendak dan tujuannya, misalnya dengan menciptakan ekosistem buatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun akibat aktivitas manusia ini tak sedikit yang dapat mencemari lingkungan atau merusak ekosistem alami. Contoh nyata yang sering terjadi adalah ‘membuka’ hutan sebagai ekosistem alami menjadi lahan pertanian, menjadi perumahan, menjadi perkotaan, bahkan menjadi kawasan industri (pabrik-pabrik). Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang persoalan Biologi pada tingkat ekosistem, lakukanlah sebuah Studi Pustaka dengan tema: “Dampak buruk akibat penggundulan hutan”.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi derajatnya, dapat mengubah-ubah ekosistem sesuai dengan kehendak dan tujuannya, misalnya dengan menciptakan ekosistem buatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun akibat aktivitas manusia ini tak sedikit yang dapat mencemari lingkungan atau merusak ekosistem alami. Contoh nyata yang sering terjadi adalah ‘membuka’ hutan sebagai ekosistem alami menjadi lahan pertanian, menjadi perumahan, menjadi perkotaan, bahkan menjadi kawasan industri (pabrik-pabrik). Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang persoalan Biologi pada tingkat ekosistem, lakukanlah sebuah Studi Pustaka dengan tema: “Dampak buruk akibat penggundulan hutan”.
*) Biosfer :
Biosfer adalah bagian luar dari
planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan
proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer
adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan
hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan),
hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah
satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap
telah berlangsung selama sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia
Bumi.
Secara umum, biosfer terdiri atas 3 lingkungan utama,
yaitu:
- Lingkungan darat
- Lingkungan air tawar (sungai, danau, atau kolam)
- Lingkungan air asin (berkadar garam atau laut)
Biosfer merupakan lapisan tipis,
hanya 9.000 meter di atas permukaan bumi, beberApa meter di bawah permukaan
tanah, dan beberApa ribu meter di bawah permukaan laut. Biosfer merupakan
organisasi kehidupan yang sangat kompleks dan hanya dijumpai di planet Bumi
dalam Tata Surya, bahkan sampai saat ini belum ditemukan adanya kehidupan di
planet lain seperti di bumi.
Gagasan Biosfer pertama kali
diutarakan oleh Vladimir Ivanovich Vernadsky (1863–1945), seorang ilmuwan dari
Rusia yang menyatakan bahwa Biosfer adalah sebuah sistem kehidupan yang terbuka
dan senantiasa berkembang sejak dimulainya sejarah bumi.
ORGANISASI BIOSFER
Makhluk hidup atau organisme memiliki
tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat yang paling sederhana
(protoplasma) ke tingkat organisasi yang paling kompleks (biosfer). Tingkat
organisasi dari bawah ke atas, semakin kompleks.
1. Protoplasma
Zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik
yang kompleks seperti lemak, protein, dan sejenisnya.
2. Sel
Satuan dasar suatu organisme dan terdiri atas
protoplasma dan inti yang terkandung dalam membran.
3. Jaringan
Kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama, misalnya jaringan otot.
4. Organ
Bagian dari suatu organisme yang mempunyai fungsi
tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan dan manusia, daun atau akar
pada tumbuhan.
5. Sistem organ
Kerja sama antara struktural dan fungsional yang
harmonis, misalnya kerja sama antara mata dan telinga, antara daun dan batang
pada tumbuhan.
6. Organisme
Suatu benda hidup, atau makhluk hidup.
7. Populasi
Kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan
berkembang biak pada suatu daerah tertentu. Misalnya, populasi manusia di
Jakarta, populasi banteng di Baluran, atau populasi badak di Ujung Kulon.
8. Komunitas
Semua populasi dari berbagai jenis yang menempati
suatu daerah tertentu. Pada daerah tersebut tiap populasi saling berinteraksi.
Misalnya, populasi harimau berinteraksi dengan populasi gajah di Sumatra
Selatan, populasi ikan emas berinteraksi dengan populasi ikan mujaer di kolam.
9. Ekosistem
Tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan
timbal balik yang kompleks antara organisme dan lingkungannya baik yang hidup
maupun tak hidup (tanah, air, udara), yang secara bersama - sama membentuk
suatu sistem ekologi.
Misalnya, ekosistem hutan mangrove di Segara Anakan
atau ekosistem air tawar di Danau Toba
Biosfer berasal dari kata bios yang
artinya hidup dan sphaira atau sphere yang artinya lapisan. Dengan demikian,
biosfer adalah lapisan tempat kehidupan makhluk hidup dan organisme. Biosfer
merupakan tempat dimana makhluk hidup berada dan bertempat tinggal biosfer juga
memiliki 2 faktor yaitu Faktor Abiotik dan Faktor Bioti
A. Faktor Abiotik
Faktor Abiotik meliputi Iklim atau
klimatik, Relief, dan Edafik.
• Unsur iklim adalah :
1.
Suhu dengan intensitas cahaya, sudut datang sinar matahari dan Gerak semu
matahari
2.
Kelembaban
3.
Angin
4.
Curah Hujan
5.
Edafik dimana edafik itu merupakan tanah yang juga memiliki faktor pembentukan
tanah seperti dari batuan asal, organic, dan aktivitas biologi.
6.
Relief dimana relief adalah bentuk dari tanah sendiri atau tinggi rendahnya
permukaan bumi.
B. Faktor Biotik
Faktor Biotik meliputi :
1.
Flora atau Tanaman
2. Fauna
atau Hewan
3.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
Faktor Persebaran Flora dan Fauna.
4.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
5.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
6.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
7.
Aktivitas Manusia
Faktor-faktor yang menentukan adanya
persebaran makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah
sebagai berikut.
·
Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur
dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara
makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
·
Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya
terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara
sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
·
Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk
makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit
seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah
lautan dan selat.
Ada beberApa bagian persebaran hewan
dimana berpengaruh bagi hewan seperti contoh :
·
Eropa dan Asia Utara disebut Palaeartic, dihuni antara lain oleh bison dan rusa
rein.
·
Afrika dan Arab disebut Ethiophian, dihuni antara lain oleh gajah Afrika,
jerApah dan gorila.
·
Australia dan sekitarnya, dihuni antara lain oleh kangguru, koala, wombat.
·
India sampai Indonesia disebut daerah Oriental, dihuni oleh antara lain
harimau, gajah India dan kerbau.
·
Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut Nearctic, dihuni oleh bison dan
semacam rusa rein yang disebut Caribau.
·
Daerah Amerika Selatan disebut Neotropical dihuni antara lain oleh tapir dan
monyet Howler.
Lalu, untuk tumbuhan paling banyak
persebaran dengan adanya faktor abiotik yaitu Kelembaban yang merupakan unsur
dari Faktor Iklim, contohnya seperti berikut
a.
Xerofit, yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau
kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
b.
Mesofit, yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab
tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
c.
Higrofit, yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti
teratai, eceng gondok, dan selada air
d.
Tropofit, yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan
musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson
tropi
Hutan adalah sebuah kawasan yang
ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan
semacam ini terdApat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi
sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan,
modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu
aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang
tersebar di seluruh dunia. Kita dApat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau
kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan
tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati
daerah yang cukup luas.
Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup
tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan
sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda
karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang
dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas.
Suatu kumpulan pepohonan dianggap
hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat,
yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan
tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembab, yang
berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan.
Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya),
serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak
terpisahkan dari hutan.
Hutan hujan tropika
Hutan hujan tropis adalah
biomA berupa hutan yang selalu basah atau lembab, yang dApat ditemui di wilayah
sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke
selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didApati di Asia, Australia,
Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik. Dalam
peristilahan bahasa Inggris, formasi hutan ini dikenal sebagai lowland
equatorial evergreen rainforest, tropical lowland evergreen rainforest, atau
secara ringkas disebut tropical rainforest.
Terhampar di lembah yang sangat luas
dan kering, di antara Andes dan rentang pesisir, Padang Pasir Atacamaadalah
tempat yang kering. Sebenarnya, ini adalah tempat yang paling kering di dunia.
Tidak ada hujan yang pernah tercatat
di tempat ini selama 401 tahun antara tahun 1570 dan 1971, dan ada sejumlah
tempat mana tidak pernah ada hujan yang tercatat.
Padang Pasir Atacama, yang terletak
pada ketinggian 2.000 kaki (610 m), terentang di sepanjang provinci Cile,
Antofagasta, Atacama dan TarApaca. Kepentingannya dari sudut ekonomi di peroleh
satu- satunya dari penambangan dan kekayaan mineral, berkisar antara nitrat dan
borax, hingga bijih besi yang mengandung metal, seperti tembaga, perak, besi,
timah, dan nikel.