Tuesday, September 20, 2016

Pengertian Pengkaderan


 Pengkaderan adalah sebuah sistem  yang terdiri dari beberapa tahapan untuk menanamkan nilai moral dan peningkatan sumber daya manusia disuatu organisasi guna mencapai tujuan bersama, dalam hal ini lembaga yang dimaksud BEM khususnya dan HMJ umumnya. Sedangkan SDM disini ialah maba fkip untan. Akan tetapi problemnya terletak pada para senior yang kurang memahami arti pengkaderan. Arti pengkaderan adalah mengkader mahasiswa menjadi “mahasiswa seutuhnya.” Mahasiswa yang cerdas secara akademis, juga secara organisatoris. Kita tak bisa menyalahkan langsung para seniornya (kasus) yang tidak memahami hakekat ini. Semua ini bermula dari paradigma yang terbangun di benak sang senior. Jika seniornya seorang aktivis, maka tentunya para maba akan diarahkannya menjadi aktivis mahasiswa yang cerdas, kritis dan kreatif. Pun demikian, sebaliknya dengan mahasiswa yang kerjaannya hanya “ngerjain” anaknya orang.

MATERI DALAM MEWUJUDKAN PENGKADERAN YANG BAIK
   Materi (keterampilan hidup), hal ini sudah dilaksanakan oleh Simpul Madani bekerjasama dengan Unhas di Gedung Pertemuan Ilmiah (GPI). Fokus yang dibangun di situ adalah pengkaderan berbasiskan kesadaran. Karena awal yang perlu ditanamkan di benak maba adalah kesadaran pengenalan diri.Setelah itu dilanjutkan dengan membuat planning ke depan secara sistematis.Materi ini  lebih efektif daripada bentakan dan cemoohan yang tidak jelas. Bagaimana mungkin bisa jadi intelegensia kalau moralitas saja lemah. Makanya sang senior juga perlu memberikan taudalan yang baik bagi bawahannya.
  Selain materi keterampilan hidup, juga perlu diperkenalkan organisasi. Sampai hari ini, maba juga harus dirangsang “syahwat” organisasinya. Jangan sampai hanya mentok pada bangku kuliah saja. Tentu beda seorang mahasiswa yang cerdas-organisatoris dengan pasifis.Selain itu, juga perlu ditambahkan materi games yang merangsang maba untuk kreatif. Materi ini bisa diperoleh dari lembaga training. Secara psikologis, maba akan terangsang jiwa belajarnya jika ia dalam keadaan fun.
  Setelah itu, keteladanan dari senior. Senior yang baik adalah yang membimbing mabanya menjadi baik. Ia seperti seorang guru yang membantu sang murid mencapai cita-citanya. Seorang guru yang ikhlas berbakti akan senang jika muridnya berhasil di
Kemudian hari. Masalahnya memang, masih ada beberapa kasus dilapangan yang para senior main hakim sendiri. Maba dibuat seperti mainan yang bisa diapakan saja. Lebih parahnya, jika”pengkaderan” ini sudah mengarah pada pemukulan fisik. Ini banyak terjadi. Mungkin karena emosi dari sang senior, ataukah karena mabanya yang salah.

TUJUAN PENGKADERAN

1.Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.
Jangan dianggap sekedar sbg formalitas. Peningkatan ketakwaan adalah bangunan dasar untuk membangun peran fungsi sbg mahasiwa.
2.Meningkatkan rasa bangga terhadap almamater dan tanah air.
Ini penting untuk membentuk arogansi produktif yang menjadi modal untuk bersedia proaktif menghilangkan cela, membangun prestasi dan reputasi fenomenal dari almamater dan juga tanah air.
3.Membina kebersamaan, solidaritas dan kekeluargaan di antara maba dan warga.
 Ndak enak banget rasanya klo kampus hanya jadi tempat untuk ndapetin materi dari dosen, guyon ama beberapa orang, habis gitu pulang. Kampus sungguh akan jadi tempat yang lebih nyaman dengan adanya keakraban antar dosen mahasiswa dan juga karyawan.
4.Menumbuhkembangkan sikap peka, peduli dan solutif.
 Ini semua adalah sikap yang perlu ditujukan kepada sesama rekan satu angkatan dan juga seluruh civitas yang ada. Kampus adalah salah satu tempat pembelajaran terlama kita, sehingga amatlah layak bagi kita untuk menjalaninya dengan penuh saling peduli sebagaimana layaknya sebuah keluarga.


RANCANGAN DALAM PENGKADERAN

   Secara garis besar proses kaderisasi terdiri dari kaderisasi awal dan kaderisasi berkelanjutan.
Kaderisasi awal: yaitu proses pengkaderan oleh pengururs kepada calon pengurus organisasi.
Kaderisasi lanjut: yaitu proses pengawasan mantan pengurus pada pengurus organisasi yang sedang menjabat.

    Sosialisasi ini sangat penting untuk menumbuhkan minat calon organisator untuk bergabung dengan organisasi kita. Setelah menumbuhkan minat calon organisator, pengurus melakukan pembinaan kepada calon organisator secara formal dan informal. Pembinaan formal contohnya seperti mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum yang bertujuan untuk membentuk softskill. Sedangkan pembinaan informal contohnya seperti meakukan pendekatan secara personal dengan tujuan mengakrabkan calon pengurus dengan pengurus, sehingga mempunyai satu persepsi yang sama. Persepsi yang sama ini akan memudahkan caon pengurus untuk memahami visi dan misi organisasi itu sendiri. pembinaan yang baik akan memudahkan proses seleksi

   Setelah kaderisasi awal dilakukan, selanjutnya dilakukan kaderisasi lanjut yaitu upgrading. Seperti proses pembinaan, upgrading juga dilakukan secara formal dan tidak formal. Secara formal, pengurus yang baru akan mengikuti pelatihan-pelatihan yang lebih dikhususkan bagi bidang dan skill mereka masing-masing. Upgrading secara formal bertujuan untuk mematangkan kinerja pengurus. Selain itu disinilah proses penggodogan dan pematangan pengurus supaya akhirnya menjadi pengkader-pengkader baru yang handal. Secara bersamaan, ugrading informal juga dilakukan. Upgrading secara informal ini perlu dilakukan agar organisasi yang kini dipertanggungjawabkan oleh pengurus yang baru tidak kehilangan jatidirinya.

0 komentar:

Post a Comment